Berada di tengah-tengah keluarga yang harmonis merupakan impian setiap manusia. Seperti orang tua yang pengertian, saudara yang penyayang, serta komunikasi satu sama lain yang terjalin sangat baik. Tapi keluarga ideal yang seperti ini, tentu terjadi atas usaha dan proses yang cukup panjang, bukan?
Kimbab Family adalah nama bagi sebuah keluarga multikultural yang berasal dari Indonesia dan Korea. Sang istri (akrab dengan panggilan Mama Gina) asal dari Indonesia, sedangkan suami (akrab dengan panggilan Appa Jay) asal dari Korea.
Adapun buku ini merangkum perjalanan kisah mereka, dimulai dari bagaimana awal mereka bertemu sampai memiliki tiga buah hati.
Lantas, apa keistimewaan buku Kimbab Family, sehingga aku sampaikan juga dalam blog ini? dan apa kaitannya dengan membangun self-awarness yang menjadi tujuan adanya blog ini?
Buku ini memang fokus kepada relationship; bagaimana cara penulis berhasil meyakinkan diri sendiri serta keluarga masing-masing untuk menikah dengan seseorang dari negara yang berbeda. Di mana kultur, bahasa, budaya tentu jauh berbeda.
Baca lainnya : Review buku "Perempuan yang Mendahului Zaman" Karya Khairul Jasmi
Namun yang ingin aku garis-bawahi adalah terkait sikap yang dimiliki oleh penulis, khususnya Mama Gina, yang notabene-nya asli dari Indonesia. Mama Gina merupakan sosok perempuan yang sangat inspiratif. Tumbuh sebagai pribadi yang cerdas dan bertanggung jawab. Bahkan sebelum menikah, ia merupakan sekretaris dari Bapak Dahlan Iskan di BUMN.
Hal itu bisa dilihat dari bagaimana cara Mama Gina mendidik putra-putrinya (ini bisa kalian lihat juga melalui channel Youtube-nya : "Kimbab Family"). Yup, mungkin itu bisa masuk pada diskusi terkait parenting. Namun aku tidak terlalu jauh untuk membahas tentang parentingnya, ya.
Link Shopee buku Kimbab Family : https://shope.ee/5pXE9KRI5y
Memiliki tiga anak dan jauh dari keluarga (karena Kimbab Family menetap di Korea), sebagai seorang ibu tidak menjadikan Mama Gina kehilangan dirinya.
Memang sempat mengalami tekanan yang cukup berat, karena lagi-lagi budaya di Korea dan Indonesia berbeda. Seperti di Korea semua hal harus dikerjakan sendiri serta tidak ada peguyuban yang biasanya kita temui di Indonesia.
Masa-masa awal sulit tersebut, telah berhasil dilewati oleh Mama Gina (hal. 58). Karakternya sedari dulu yang tetap tenang dalam menghadapi suatu masalah, mengantarkannya berhasil mendidik Suji, Yunji, Jio (nama dari tiga putra-putrinya) menjadi anak yang saling memiliki dan menyayangi. Tentu ini tidak lepas juga dari peran Appa Jay.
Hal yang paling terlihat adalah komunikasi yang mereka bangun satu sama lain. Cara penyampaian yang mereka ucapkan kepada anak-anak, cara untuk menanamkan sikap tanggung jawab pada anak-anak, serta tidak meluapkan emosi pada anak-anak.
Baca juga : Review Buku "Limitless" Karya Nadhira Afifa
Sehingga pada akhirnya, anak-anak dapat tumbuh dengan baik dan merasa fulfilled tanpa harus ikut merasakan atau menjadi korban dari emosional yang pernah dialami oleh orang tuanya.
Dan di sini lah, pesan yang aku tangkap dari buku ini, yaitu perlunya membangun dan memiliki karakter yang kuat. Sehingga jika kapan saja dihadapkan dengan persoalan yang tidak mudah, kita tidak kehilangan kontrol diri, serta tidak menjadikan orang lain menanggung beban atas apa yang kita rasakan.