Hal apa yang terlintas di pikiran kalian pertama kali ketika mendengar kata "emosi"? -- "menangis? marah-marah? tersinggung? kesal?"
Iya, semua itu adalah bentuk-bentuk dari emosi. Namun, tidak jarang emosi ini dikonotasikan ke dalam kondisi yang negatif/berlebihan. Misalnya ada orang yang mengekspresikan emosinya ditanggapi dengan "biasa aja lah, ngga usah baperan".
Pada bulan Maret lalu, aku berkesempatan mengikuti kelas yang diselenggarakan oleh Qubisa dengan tema Mengelola Emosi. Materi disampaikan oleh Nelly Mathias, seorang profesional dalam pengembangan talenta, atau biasa disapa dengan panggilan akrab "Bunda".
Berbicara mengenai emosi, pernah tidak kalian merasa "emosi" datang dengan tiba-tiba, seolah tanpa alasan dan seolah juga tidak menemukan jawaban untuk mengatasinya, seakan tidak teridentifikasi? -- (Kalau aku kok sering, ya. Jadi PR besar juga sih ini buatku. Yuk sama-sama belajar).
Jika hal itu sering terjadi dan terulang, serta tidak dicari penyelesaiannya, akan ada luapan emosi yang bisa jadi tidak tepat waktunya dan tidak tepat sasarannya. Yang menjadi bahaya adalah ketika emosi ini berakhir pada sebuah keputusan yang salah. Seperti menyakiti diri sendiri, orang terdekat, bahkan orang lain yang tidak dikenal.
Setiap emosi yang tidak dikelola dengan baik akan menumpuk dalam diri kita, dan ketika mendapat stimulan tertentu (bisa dari kejadian, ingatan atau hal-hal tertentu) akan keluar secara tidak terkendali dan bisa saja ada 'korban' tertentu juga yang dikenainya.
Dalam kelas tersebut disampaikan, bahwa pada dasarnya emosi adalah sesuatu yang bisa kita pilih untuk diekspresikan atau tidak. Pun untuk bentuk ekspresi/responsnya kita juga bisa memilihnya. Emosi bukan hanya berkaitan dengan perasaan, tapi ada otak juga yang ikut berperan tentang bagaimana untuk merespons sebuah emosi tersebut.
Baca juga : 'Menemukan' Passion yang Kita Punya
Lantas langkah apa saja yang bisa kita lakukan untuk mengelola dan mengontrol emosi untuk lebih baik?
- Kenali dan rasakan emosinya, maksudnya adalah kita bisa coba untuk mendefinisikan apa yang kita rasakan. Karena emosi adalah bagian atau satu kesatuan dalam diri kita. Misal, kita tiba-tiba merasa ingin marah, maka kita telisik dulu bagaimana alurnya rasa marah ini bisa muncul. Dan ini tentu tidak bisa dilakukan dengan kondisi yang tidak tenang.
- Berhenti sesaat selama enam detik, kita beri jeda untuk tarik napas atau berhenti sebentar dari aktivitas apapun ketika itu. Enam detik ini berkaitan dengan kinerja otak kita.
- Let your brain works, kita berikan waktu agar otak kita memproses data dari apa yang sedang kita alami. Pada tahapan inilah proses 'enam detik' tadi sedang berlangsung.
- Decide your response, kita pilih serta kita putuskan bagaimana respons yang akan kita ambil atas emosi yang kita rasakan tersebut.
0 comments:
Post a Comment