Wednesday, September 21, 2022

Book Review - "I Want to Die But I Want to Eat Tteokpokki 1" Karya Baek Se Hee

Memahami diri sendiri merupakan langkah untuk mencintai dan menerima segala hal yang diri punya. Entah itu berupa sebuah kelebihan yang bersifat pujian atau kekurangan yang sering mendapat komentar dari orang lain. Tapi tentunya proses itu tidaklah mudah dan juga tidak sebentar dalam menjalaninya. 

Berbagai pertanyaan, kebingungan, kecemasan terkait diri sendiri, tertuang dalam buku ini. Karena penulis menceritakan apa yang pernah dialaminya secara transaparan dalam buku ini.

Dari judulnya "i want to die but i want to eat tteopokki" mempunyai daya tarik tersendiri bagi para pembaca. Karena kata "mati" yang pada dasarnya suatu peristiwa serius tapi dikaitkan dengan makanan khas korea "tteopokki" yang pada akhirnya membuat bertanya-tanya apa pesan yang ingin disampaikan oleh penulis.

Baca juga : Review buku "Insecurity is My Middle Name" Karya Alvi Syahrin

Bentuk penulisan dalam buku ini dikemas ke dalam gaya dialog. Yakni ketika penulis melakukan konsultasi dengan psikiater saat sedang proses terapi karena mengalami Distimia (bentuk kronis dari depresi). 

Percakapan yang diangkat adalah berkaitan dengan kondisi emosi atau keadaan yang dirasakan oleh penulis di setiap harinya, termasuk peristiwa apa yang baru ia alami dan yang ia rencanakan. Sehingga penulis dapat mengungkapkan hal/emosi apa yang sedang ia rasakan.

Buku ini berisi esai yang ditulis oleh Baek Se Hee, berasal dari Korea dan menjadi best seller di sana. Sehingga diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa --termasuk Indonesia-- dan telah mengalami cetak ulang yang ke sekian kali. Diterbitkan oleh Penerbit Haru pada tahun 2019 dengan ketebalan 236 halaman.

Pada dasarnya buku ini mengajak para pembaca untuk mengamati terhadap apa yang sedang diri rasakan. Termasuk hal-hal yang barangkali terdengar remeh, seperti rencana yang dilakukan sepulang kerja, menceritakan teman baru di kantor, dan lain-lain.

Namun ternyata, hal apapun yang terlintas dalam benak kita, hal sekecil apapun yang kita lewati, punya peran masing-masing untuk membentuk kita dalam proses berpikir, menentukan pilihan dan bagaimana kita mengambil keputusan.

Baca juga : Review buku "Duduk Dulu" Karya Syahid Muhammad

Seperti yang digambarkan dalam buku ini adalah ketika penulis menceritakan perasaannya saat menilai orang lain dari kesimpulan pendeknya. Menganggap bahwa segala hal hanya berkisar antara "iya" dan "tidak", "hitam" dan "putih", "disukai" dan "dibenci". Karenanya seolah tidak ada pemakluman ketika berbicara jujur tanpa memikirkan bagaimana tanggapan orang lain.

Dan hal seperti itu, tidak tiba-tiba ada, melainkan terbentuk perlahan bersamaan dengan pengalaman dan kondisi yang telah dilalui. Pun juga bukan berarti itu sesuatu yang mutlak, sehingga tidak bisa diubah. Justru dengan usaha mengenali segala emosi yang diri punya, merupakan kesempatan untuk memperbaiki hal-hal yang bersifat kurang baik/tepat.

Link Shopee buku I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki 1 : https://shope.ee/4V1rLYJBkA

0 comments:

Post a Comment