Thursday, September 15, 2022

Review Buku "Duduk Dulu" Karya Syahid Muhammad

Saat merasa gagal, kecewa, terluka, apa yang ingin atau secara spontanitas kalian lakukan? 

"Menangis? Bercerita? Berhenti? atau barangkali menyalahkan diri sendiri?"

Menghadapi keadaan yang tidak kita inginkan, seringkali membuat kita di bawah tekanan, bukan? semakin terintimidasi dan seperti dihakimi dengan segala polemik yang seolah di luar kontrol kita.

Buku "Duduk Dulu"  mengajak kita agar tidak lupa dengan diri kita sendiri, terutama dalam keadaan-keadaan tersebut. Mengingatkan kita dengan sesekali mencoba untuk ajak bicara diri sendiri, mengucapkan terima kasih kepada diri sendiri karena sudah berusaha keras untuk bertahan sampai detik ini.


Buku ini ditulis oleh Syahid Muhammad pada tahun 2021, diterbitkan oleh Gradien Mediatama dengan jumlah halaman 236.

Buku dengan gaya self-talk ini berperan seperti teman dekat kita, bahkan seolah menjadi diri kita sendiri untuk berhak memeluk dan merangkul diri kita yang sedang terluka dan merasa lelah dengan semua hal. Yang tidak kalah penting adalah, mengajak kita untuk self-care agar tidak se-enak hati juga dalam bersikap kepada orang lain.


Salah satu part favorit adalah "kadang, kita sendiri yang perlu tepuk tangan atas perjuangan yang tidak disaksikan siapapun" (hal. 193).

Karena perjuangan dan usaha yang kita lakukan, orang lain tidak tahu-menahu tentang detailnya. Bahkan tidak jarang mereka tidak menyambut baik atas apa yang telah kita usahakan secara mati-matian. Maka dari itu, pilihan terbaik adalah mengapresiasi atas kerja keras diri sendiri, tanpa mengharapkan bagaimana orang lain merespons itu.


Saat membaca buku ini, kita akan menemukan hal-hal kecil yang membuat kita tersadar bahwa selama ini kita sering melupakan itu. Seperti, berterima kasih kepada diri sendiri, ajak ngobrol diri sendiri, lebih peka terhadap hal-hal di sekitar, sampai pada tidak sembarangan dalam bersikap dan menilai orang lain, sebagaimana terhadap diri sendiri.

Dengan "duduk dulu" kita memberi jeda sebentar untuk lebih kenal dan memahami diri sendiri yang bisa jadi selama ini sering kita abaikan.


"Jangan sampai terbiasa dengar kata orang, jadi lupa caranya mendengar diri sendiri" (hal. 196)

Dalam menentukan pilihan, kita justru mempunyai andil terbesar untuk membuat keputusan. Karenanya, jangan sampai lupa apa yang menjadi tujuan utama kita dalam melangkah, hanya karena terdengar suara orang lain yang barangkali seperti peduli, tapi ternyata malah sebaliknya.

Buku ini juga dilengkapi dengan beberapa ilustrasi yang membuat kita semakin nyaman untuk "duduk dulu" dan mendengarkan isi hati yang diwakili dengan membaca kalimat-kalimat yang terdapat dalam buku ini.

Link Shopee buku Duduk Dulu : https://shope.ee/4KiR8zhofK



0 comments:

Post a Comment