Thursday, September 8, 2022

The Power of Being Introvert

Pembahasan mengenai extrovert dan introvert menjadi diskusi menarik tersendiri. Dua istilah yang dipahami mencerminkan kondisi kepribadian yang saling bertabrakan satu sama lain. 

Pemahaman yang paling umum dari keduanya adalah bahwa extrovert mencerminkan manusia yang terbuka dengan orang lain, mudah bergaul, berani bicara, sedangkan introvert adalah sebaliknya. Sehingga terkadang karakter introvert ini dipahami sebagai suatu karakter yang sulit untuk maju, berkembang dan tampil ke depan, karena dianggap tidak akan berhasil dalam hal memiliki koneksi dengan orang lain.

Akhirnya ada sebagian orang yang merasa dirinya introvert, merasa tidak punya cukup kesempatan untuk mengeksplorasi kemampuan dirinya secara maksimal.

Padahal sebenarnya tidak demikian, karena itulah salah satu alasan kelas yang aku ikuti mendiskusikan hal tersebut. Bunda Nelly Mathias yang ketika itu sebagai pembicara menyampaikan bahwa kita perlu meluruskan miskonsepsi tersebut.

Exstrovert dan introvert merupakan dimensi tentang kebergantian karakter manusia, yang membedakan adalah cara mengambil energi yang dia butuhkan untuk memberi energi pada dirinya sendiri.

Baca juga : Self Growth - Jadikan Tantangan Menjadi Peluang untuk Tumbuh Lebih Baik

Seorang exstrovert akan me-recharge energi dengan lingkungan umum secara sosial dan menarik energi dari orang lain. Karenanya, dia akan lebih mudah bergaul dan aktif. Sedangkan introvert lebih suka/nyaman dalam lingkungannya sendiri, dan bisa seleluasa mungkin untuk berekspresi ketika berada di lingkungan yang menurutnya tepat dan sesuai dengan kenyamanannya.

Jadi, seorang introvert bisa saja berbicara di depan umum dengan sangat baik, bahkan melebihi mereka yang ekstrovert, namun energi yang dia butuhkan cukup banyak untuk itu dan perlu mengisi ulang dengan caranya sendiri.

Ketika mendapat penjelasan tersebut, aku jadi teringat statement Maudy Ayunda yang saat itu diundang di sebuah acara dan mengatakan bahwa dirinya introvert. Sehingga dia tidak punya cukup energi jika berhubungan dengan banyak orang dalam waktu bersamaan dengan intensitas yang berlebih.

Karena saat mendengar Kak Maudy mengatakan itu, aku seperti tidak percaya. Apakah benar seorang Maudy yang kita semua --sepertinya-- tahu prestasi dan kesibukan yang dia jalani, adalah seorang introvert yang aku mengiranya dengan pemahaman di awal tadi.

Dengan demikian, entah itu kita seorang extrovert atau introvert, kita sama-sama memiliki kesempatan untuk berusaha dan mengupayakan apa yang ingin kita raih. Dan tentunya dengan kita mengetahui masuk ke dalam kelompok yang mana, kita bisa tahu bagaimana untuk merespons kebutuhan diri ketika itu. 

Seperti --ketika seorang introvert, tahu kapan waktunya untuk sendiri terlebih dahulu atau kapan waktu yang tepat untuk ikut masuk ke dalam circle sosial yang cukup besar.


0 comments:

Post a Comment