Membicarakan soal "mimpi" pasti menjadi keseruan tersendiri. Seolah kita melihat diri kita di beberapa tahun kemudian. Bayangan tentang keberhasilan, prestasi, sukses, menjadi sebuah cerminan kita di masa depan.
Namun, kita sebagai manusia yang berhak untuk bermimpi seperti demikian, tentunya bukan berarti hanya bertugas untuk mengkhayal. Dengan kata lain benar-benar hanya berhenti pada angan-angan, sedangkan tidak ada usaha dan doa untuk mewujudkan itu.
Baca lainnya : Self-Growth; Jadikan Tantangan Menjadi Peluang untuk Tumbuh Lebih Baik
Setelah mengamati sekitar dan berusaha mencermati diri sendiri, terkadang yang menjadi kendala adalah bukan pada tidak mau berusaha, tapi bingung harus memulai dari mana, bahkan harus melakukan apa untuk menjadi langkah awalnya.
Dalam salah satu webinar yang kuikuti, aku berkesempatan untuk menanyakan hal itu. Kebetulan pematerinya adalah Kak Nadhira Afifa, salah satu perempuan yang aku idolakan.
Menanggapi pertanyaan yang aku berikan, Kak Nadhira menyampaikan setidaknya ada dua poin besar yang bisa kita lakukan untuk memulainya sebagai langkah awal.
Pertama, membuat to do list. Kita bisa mulai dengan membuat gambaran dan memetakan skala prioritas. Maksudnya adalah untuk sampai pada mimpi itu, kita bisa lakukan sesuatu yang paling mudah kita jangkau. Dan di sinilah, perlunya kita mengetahui bagaimana kemampuan diri.
Pembahasan ini juga disebutkan dalam buku "Almost Adulting" yang ditulis oleh Kak Nadhira dengan tema Hierarchy of Goals. Bahwa untuk sampai pada goal besar, kita harus membuat turunan dari tujuan tersebut atau goals-goals kecil untuk mengantarkan kita pada tujuan utama kita.
Seperti halnya ketika menaiki tangga, kita tidak bisa berada di puncak tangga tertinggi tanpa melewati tangga paling bawah, bukan?
Kedua, mencari informasi dari orang-orang yang sudah lebih dulu dalam bidang yang kita inginkan. Contoh, kamu ingin jadi penulis, tentu kamu bisa mencari tahu seputar kepenulisan dari orang-orang yang menekuni itu. Sehingga bisa tergambar step apa saja yang dibutuhkan dan perencanaan apa yang harus dibuat.
Baca lainnya : Menemukan Passion yang Kita Punya
Dan, berbicara perihal "mimpi", aku sepakat bahwa hal itu tidak akan pernah terlambat, termasuk tidak dibatasi dengan usia. Jika ada yang beranggapan malu untuk bermimpi dan memulai langkah awal terhadap mimpi terebut karena sudah tidak lagi di usia muda, menurutku itu bukan pilihan yang tepat.
Jadi, berapapun usiamu, se-bingung apapun kamu untuk memulai, setidak-mungkin apa hal itu di pikiranmu, mari kita coba dulu dengan langkah awal yang paling terjangkau untuk kita lakukan. Lagi-lagi, soal akan bagaimana nanti hasilnya, biarkan itu menjadi rahasia-Nya.